Mahasiswa ITS Membanggakan Raih Juara Tingkat ASEAN

Mahasiswa ITS Membanggakan Raih Juara Tingkat ASEAN
Indonesia Faktual. Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya kembali mengukir prestasi internasional. Dua mahasiswa Departemen Fisika, Elysa Nensy Irawan dan Aldo Mahendra Putra menyabet gold prize The ASEAN Thermoelectruc Device Fabrication and Invention Fair yang berlangsung di Sakon Nakhon Rajabhat University, Thailand.

Dalam kompetisi tersebut, 70 tim yang berasal dari negara-negara Asia Tenggara berlomba untuk melakukan fabrikasi termoelektrik sampai menghasilkan daya paling besar. Kompetisi terbagi dalam dua kategori lomba. Yakni fabrikasi termoelektrik untuk level mahasiswa, dan pameran karya penerapan termoelektrik dalam kehidupan sehari-hari bagi pelajar SMA.

Termoelektrik merupakan sebuah piranti elektronik yang dapat mengubah perbedaan suhu menjadi energi listrik maupun sebaliknya. Perangkat modul termoelektrik yang dijual biasanya berbentuk plat tipis. Salah satu termoeletrik mudah ditemui berukuran 40×40 mm dengan ketebalan 3 mm, serta terdapat dua buah kabel, merah dan hitam.

Dibandingkan dengan teknologi refrigerasi kompresi uap, termoelektrik memiliki berbagai macam kelebihan. Antara lain pemanas atau pendingin dapat dengan mudah diatur dengan menyesuaikan arah arusnya, ringkas, tidak berisik, tidak butuh perawatan khusus, dan tidak butuh refrigeran atau freon. Termoelektrik berpotensi menjadi salah satu energi alternatif di masa yang akan datang.

ITS sendiri mengirimkan dua delegasi untuk kategori fabrikasi termoelektrik. Melalui sambungan telepon, Elysa Nensy Irawan menjelaskan, setiap tim diberikan komponen untuk menyusun modul termoelektrik. Komponen-komponen itu terdiri dari alumina, kabel, termoelemen, dan tembaga secara terpisah. “Kami diberi waktu satu jam untuk menutaskan proses fabrikasi. Sehingga seluruh komponen yang kami terima bisa menjadi modul termoelektrik seperti yang terdapat di pasaran,” ungkap mahasiswi yang akrab disapa Nensy itu.

Saat melakukan fabrikasi, setiap tim diberikan kebebasan mengembangkan kreativitas mereka. Mulai menentukan bagaimana desain, p-n junction (tipe material semikonduktor), hingga packaging termoelektrik yang akan dibuat.

Selanjutnya juri akan menguji daya masing-masing termoelektrik. “Kami juara setelah merakit modul termoelektrik dengan tegangan yang paling tinggi,” ujarnya.

Kendati membawa pulang gelar juara, Nensy tidak menampik bahwa timnya sempat menghadapi kendala. Salah satunya adalah kendala bahasa. Panitia sempat memakai Bahasa Thailand saat memberikan penjelasan kepada para peserta.

Masalah tersebut selesai setelah ada permintaan kepada panitia untuk memakai Bahasa Inggris. Dengan waktu tersisa kurang dari 30 menit, ITS berhasil merebut juara.

Comments

Popular posts from this blog

Kisah Memori Menarik Tentang Prabowo Dan Ikan

Upaya Bank Mandiri Gencarkan Transaksi Non-Tunai